Selasa, 14 Juli 2009

Burung-madu Sangihe

Burung jantan, Foto : Medh Halaouate@PBase


Nama Latin : Aethopyga duyvenbodei (Schlegel, 1871)
Nama Inggris : Elegant Sunbirds

Deskripsi :
Berukuran sedang (12 cm). Tubuh bagian atas hijau metalik dan biru; punggung zaitun kekuningan; pita-tunggir kuning; tenggorokan kuning. Betina: tubuh bagian atas zaitun kekuningan; tunggir kekuningan; mahkota bersisik; tenggorokan dan tubuh bagian bawah kuning.

Suara :
Tidak terdokumentasi, mungkin memiliki suara dengan nada tinggi dan nyanyian menggoda seperti jenis brung madu lainnya.

Penyebarab global :
Endemik di Sangihe dan Siau, pulau kecil di utara Sulawesi.

Penyebaran lokal :
Cukup umum di Sangihe. Menghuni perkebunan campuran di sekitar hutan dan tepi hutan sampai ketinggian 900 m. Di Siau hanya diketahui dari satu spesimen yang dikoleksi satu abad yang lalu.

Kebiasaan :
Sendiri, berpasangan, atau tergabung dalam kelompok kecil bersama dengan burung madu lain dan burung cabai untuk berburu nektar, serangga, dan laba-laba.

Burung-madu Sumba

Burung Jantan, Foto : Medh Halaouate


Nama Latin : Cinnyris buettikoferi (Hartert, 1896)
Nama Inggris : Apricot-breasted Sunbirds

Deskripsi :
Berukuran kecil (11 cm). Jantan : tubuh bagian atas hijau zaitun, tenggorokan biru metalik, tubuh bagian bawah kuning, bagian tengah dada berwarna jingga tua. Betina : tubuh bagian atas berwarna hijau pucat, tenggorokan dan dada bagian samping berwarna kuning keabu-abuan. Burung muda mirip dengan betina.

Suara :
Kerikan tajam metalik "si-si-si", kadang-kadang "whiip" atau siulan nada ganda dengan nada pertama meninggi dan nada kedua menurun.

Penyebarab global :
Endemik P. Sumba.

Penyebaran lokal :
Umum di dataran rendah P. Sumba, NTB.

Kebiasaan :
Burung pemakan nektar yang sering mengunjungi kebun atau pohon berbunga. Burung jantan memiliki perilaku yang agresif dalam mempertahankan pohon teretorinya, mengusir dan menyerang pejantan lain yang datang. Hanya burung betina siap kawin yang diijinkan berkunjung dan mencari makan bersama di pohon berbunga yang menjadi teretorinya.

Rabu, 08 Juli 2009

Pijantung Whitehead





Nama Latin : Arachnothera juliae (Sharpe, 1887)
Nama Inggris : Whitehead’s Spiderhunter

Deskripsi :
Berukuran sedang (18 cm), berwarna coklat dengan garis putih melintang. Ekor dan sayap kehitaman. Punggung dan penutup sayap bawah kuning
Iris coklat, paruh hitam, dan kaki hitam.

Suara:
Suara pekikan yang keras dan diulang-ulang ketika terbang. Suara bercericit panjang dan nyanyian bernada tinggi

Penyebaran global:
Endemik Kalimantan.

Penyebaran lokal:
Menghuni pegunungan tinggi di Kalimantan utara. Tercatat di peg. Kinabalu ke selatan sampai Usun Apau dan gunung Dulit, serta di gunung Mulu. Secara lokal umum ditemui di hutan pegunungan dari 1000-1500 m..

Kebiasaan:
Lebih banyak menghabiskan waktunya di tajuk teratas pohon dibanding burung pijantung lainnya. Mencari makan diantara rumpun anggrek di hutan yang berlumut.


Pijantung Telinga-kuning

Sumber foto : Oriental Bird Images


Nama Latin : Arachnothera chrysogenys (Temminck, 1826)
Nama Inggris : Yellow-eared Spiderhunter

Deskripsi :
Berukuran sedang (17 cm), berwarna zaitun dan kuning. Tubuh bagian atas hijau-zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Dikenali dari bercak kuning di pipi dan lingkar mata.
Iris coklat, paruh agak hitam, kaki coklat pucat.

Suara:
Nada tinggi pada waktu terbang “twit twit twit ii”.

Penyebaran global:
Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar.

Penyebaran lokal:
Penghuni tetap yang tidak umum di hutan dataran rendah Kalimantan dan Sumatra (termasuk pulau satelitnya) sampai ketinggian 1400 m. Ada beberapa catatan nurung ini berbiak di hutan dataran rendah Jawa Barat. Tidak ada catatan di Bali.

Kebiasaan:
Suka mengunjungi pohon berbunga di tepi hutan, di semak belukar sekunder, dan taman.

Makanan:
Buah kecil, biji-bijian, dan laba-laba.

Perkembangbiakan:
Tidak ada keterangan

Link Foto:
Oriental Bird Images
Flickr
PBase

Pijantung Gunung



Sumber foto : Oriental Bird Images

Nama Latin : Arachnothera affinis (Horsfield, 1821)
Nama Inggris : Streaky-breasted Spiderhunter

Deskripsi :
Berukuran sedang (17 cm), berwarna hijau dan abu-abu. Tubuh bagian atas hijau-zaitun, tubuh bagian bawah abu-abu dengan coretan hitam halus pada dada yang merupakan ciri khasnya.
Iris coklat, paruh atas hitam, paruh bawah lebih pucat, kaki merah jambu.

Suara:
Bunyi bercericit kasar. Pekikan bervariasi “cii wii dii wiit – tii rii”, “cii cii cer” dan bunyi lainnya.

Penyebaran global:
Semenanjung Malaysia, dan Sunda Besar.

Penyebaran lokal:
Burung pijantung yang umum ditemukan di bukit dan hutan pegunungan serta hutan sekunder sampai ketinggian 900 m di Sumatra, Jawa dan Bali. Di Kalimantan, cukup umum menghuni hutan dataran rendah, hutan sekunder dan perbukitan sampai ketinggian 1000 m.

Kebiasaan:
Umumnya soliter. Sering datang ke pohon pisang liar dan pohon berbunga seperti dadap yang cukup tinggi dari permukaan tanah. Terbang rendah dan cepat melalui hutan seperti Pijantung Kecil. Bisa hidup di tempat yang lebih tinggi.

Makanan:
Laba-laba, bunga pisang, biji, litu Hemoptera, tenggeret, kunang-kunang.

Perkembangbiakan:
Telur dua butir berbintik coklat atau abu-abu, diletakkan dalam serang yang indah melekat di bagian bawah daun yang lebar dengan jalinan jaring laba-laba. Sarang bagian luar tertutup oleh potongan bunga dan batang-batang tumbuhan. Di Jawa tercatat bersarang pada bulan April, Mei, dan bersarang lagi bulan Oktober dan November.

Link Foto:
Oriental Bird Images
Flickr
PBase

Pijantung Tasmak

Sumber foto : PBase


Nama Latin : Arachnothera flavigaster (Eyton, 1839)
Nama Inggris : Spectacled Spiderhunter

Deskripsi :
Berukuran besar (21 cm), berwarna zaitun, penutup telinga dan lingkar mata kuning. Perbedaan dengan Pijantung Telinga-kuning: ukuran lebih besar, paruh lebih pendek, penutup telinga lebih kecil, lingkar mata lebih lebar, garis pada dada dan tenggorokan lebih sedikit.
Iris coklat, paruh hitam, kaki coklat kekuningan.

Suara:
Nada tinggi “chit chit”.

Penyebaran global:
Semenanjung Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan.

Penyebaran lokal:
Burung yang tidak umum di hutan terbuka Sumatra dan Kalimantan. Juga dapat ditemui di perkebunan kelapa, kebun pedesaan, dan belukar sampai pada ketinggian 1300 m. Di Kalimantan masih dapat ditemui sampai pada ketinggian 1800 m.

Kebiasaan:
Secara umum dapat ditemui di hutan sekunder. Sangat agresif dalam mempertahankan teretori mencari makan.

Link Foto:
Oriental Bird Images
Flickr
PBase

Pijantung Besar

Sumber foto : Wong Chor Mun


Nama Latin : Arachnothera robusta (S. Müller & Schlegel, 1845)
Nama Inggris : Long-billed Spiderhunter

Deskripsi :
Berukuran besar (21 cm), dengan paruh tebal berwarna zaitun dan kuning. Tubuh bagian atas zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Kerongkongan dan dada bergaris gelap. Ciri khas: berukuran besar, paruh tebal, tidak terdapat bercak di bagian pipi, tidak ada lingkaran mata, dan dagu berwarna putih. Ekor berwarna gelap dengan ujung putih.
Iris coklat, paruh hitam, dan kaki coklat.

Suara:
Decit tinggi cit-cit cit-cit pada waktu terbang, atau keras monoton ciu-liut ciu-liut dari pohon tempat bertengger yang tinggi.

Penyebaran global
Malaysia, dan Sunda Besar.

Penyebaran lokal:
Burung yang jarang ditemui di hutan perbukitan di Sumatra dan Jawa, biasanya pada ketinggian 400-1400 m. Burung yang langka di hutan dataran rndah Kalimantan.

Kebiasaan:
Mirip pijantung yang lain. Burung yang soliter dan agresif mengejar burung pijantung lain keluar dari teretorinya. Hinggap di dahan yang tinggi sambil bernyanyi.

Makanan:
Laba-laba dan serangga, termasuk belalang sembah dan ulat tawon bambu.

Perkembangbiakan:
Sarang panjang (± 30 cm) berbentuk rongga berserat melekat pada bagian bawah dari lebar daun pisang atau daun yang serupa. Telur 2 butir berwarna putih dengan coretan halus hitam membentuk garis pada bagian telur yang terlebar. Di Jawa tercatat berbiak pada bulan April, Juni, dan Agustus.

Foto:
Oriental Bird Images
Flickr

Pijantung Kampung

Sumber foto : deseml@PBase



Nama Latin : Arachnothera crassirostris (Reichenbach, 1853)
Nama Inggris : Thick-billed Spiderhunter

Deskripsi :
Berukuran agak kecil (16 cm), tubuh bagian atas berwarna hijau zaitun. Tenggorokan abu-abu-kehijauan berpendar menjadi kuning sampai tubuh bagian bawah. Dibandingkan Pijantung Kecil: paruh lebih pendek dan tebal, tenggorokan lebih abu-abu, alis mata lebih pucat, dan garis mata lebih gelap
Iris coklat, paruh kehitam, dan kaki kehitaman.

Suara:
Keras, sengau "ciit chiit", juga berbunyi berderik-derik menciut.

Penyebaran global:
Semenanjung Malaysia, Sumatra dan Kalimantan.

Penyebaran lokal:
Burung yang tidak umum dan penghuni tempat hutan dataran rendah Sumatra dan Kalimantan. Tercatat sampai ketinggian 1300 m di Sumatra.

Kebiasaan:
Mirip dengan burung pijantung lain. Menyukai rumpun nanas dan jahe liar yang rapat di hutan tropis dan hotoutan sekunder.

Link Foto :
Oriental Bird Images
Flickr

Burung-madu Rimba

Burung jantan, sumber foto : Wong Tsu Shi @Oriental Bird Images

Nama Latin : Hypogramma hypogrammicum (S. Müller, 1843)
Nama Inggris : Purple-naped Sunbirds

Deskripsi :
Berukuran besar (15cm). Burung madu dengan tubuh bagian bawah sampai tenggorokannya bergaris-garis kuning yang menonjol. Jantan: belakang leher, punggung, dan penutup sayap ungu metalik.
Iris merah atau coklat, paruh hitam, dan kaki coklat atau zaitun.

Burung betina, sumber foto : Oriental Bird Image


Suara :
"syiuwp" tunggal yang melengking.

Penyebaran global :
Cina barat-daya, Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia, Sumatra dan Kalimantan.

Penyebaran lokal :
Penetap yang umum pada hutan dataran rendah samai ketinggian 1000 n dpl di Sumatra dan Kalimantan (termasuk Natuna).

Burung muda, sumber foto : Con Foley @PBase


Kebiasaan :
Menyukai pohon-pohon kecil dan hutan sekunder, hutan rawa dan semak belukar. Sering terlihat memutar atau menaik-turunkan ekornya dengan cepat.

Foto:
Oriental Bird Images
Flickr
PBase

Pijantung Kecil



Nama Latin : Arachnothera longirostra (Latham, 1790)
Nama Inggris : Little Spiderhunter

Deskripsi :
Berukuran agak kecil (15 cm), berwarna zaitun dan kuning. Tubuh bagian atas hijau-zaitun, tubuh bagian bawah kuning terang. Tenggorokan abu-abu keputih-putihan khas.
Iris coklat, paruh atas hitam, paruh bawah abu-abu, kaki nila kebiruan.

Suara:
Tajam seperti suara bersi: “cik” sewaktu terbang. Nyanyian bernada tinggi sederhana:”tik-ti-ti-ti”, dengan nada pertama lebih tinggi dan ditekan, diulang tanpa henti, sekitar tiga nada per detik. “Wicow-wicow...” (Sumatera dan Kalimantan) atau “ciw-ciw-...” (Jawa dan Bali) yang diulang terus-menerus.

Penyebaran global:
India, Cina, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, dn Sunda Besar.

Penyebaran lokal:
Cukup umum terdapat di hutan bukit dan dataran rendah di seluruh Sunda Besar (termasuk pulau-pulau kecil). Juga di gunung-gunung di Sumatera, Jawa, dan Bali, ditemukan sampai ketinggian 2.000 m.

Kebiasaan:
Suka bersembunyi, tinggal pada kerimbunan pohon, seperti pohon pisang liar dan jahe-jahean tinggi. Paling sering terlihat terbang melintasi jalan setapak dengan sangat cepat, sambil mengeluarkan suara yang khas. Juga ditemukan di hutan sekunder, perkebunan, dan pekarangan. Mengisap nektar dari bunga pisang dan jahe-jahean.

Makanan:
Nektar bunga pisang dan jahe, serangga, ulat dan laba-laba.

Foto:
Oriental Bird Images
Flickr
PBase

Burung-madu Leher-merah

Nama Latin : Anthreptes rhodolaema (Shelley, 1878)
Nama Inggris : Red-throated Sunbirds

Deskripsi :
Berukuran sedang (12 cm. Jantan : memiliki mahkota dan punggung hijau metalik mengkilap, Dagu dan penutup sayap atas merah marun, tenggorokan merah lembut, perut kuning zaitun. Betina : punggung berwarna hijau zaitun, tenggorokan keputih-putihan, perut kuning pucat, dengan lingkar mata kecil kekuningan.
Iris merah, paruh hitan, dan kaki zaitun.

Suara :
Kerikan khas dan getaran metalik.

Penyebaran global :
Palawan, Semenanjung Malaysia, Sumatra dan Kalimantan.

Penyebaran lokal :
Burung yang tidak umum di hutan tropis dataran rendah Sumatra dan Kalimantan sampai ketinggian 500 m.

Kebiasaan :
Hidup di antara semak dan pohon-pohon kecil pada hutan primer dan sekunder, sesekali mendatangi rumpun anggrek.

Foto :
burung jantan
burung betina

Burung-madu Polos

Burung jantan, sumber foto : Con Foley@PBase

Nama Latin : Anthreptes simplex (S. Müller, 1843)
Nama Inggris : Plain Sunbirds

Deskripsi :
Berukuran sedang (12 cm). Tubuh bagian atas hijau zaitun, tenggorokan abu-abu dan perut hijau kekuningan. Jantan : dahi memiliki bagian gelap yang berpendar (hijau zaitun pada betina).
Iris coklat kemerahan, paruh hitam, dan kaki coklat ayau kehijauan.

Burung betina, sumber foto : Paul Huang @Oriental Bird Images

Suara :
Getaran khas dan kerikan metalik

Penyebaran global :
Semenanjung Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan.

Penyebaran lokal :
Penetap yang umum tapi jarang terlihat di dataran rendah sampai ketinggiam 1200 m dpl di Sumatra (termasuk Nias) dan Kalimantan (termasuk Natuna). Juga umum ditemukan di tepi pantai pulau-pulau kecil.

Kebiasaan : Menyukai hutan terbuka dan semak belukar.


Sumber Foto :
PBase
Oriental Bird Images

Burung-madu Hitam

Nama Latin : Leptocoma sericea (Lesson, 1827)
Nama Inggris : Black Sunbirds

Deskripsi :
Berukuran kecil (11 cm). Jantan: mungil, berwarna hitam, dengan kilauan warni-warni biru dan ungu. Paruh ramping melengkung ke bawah. Betina : kepala abu-abu, tenggorokan lebih pucat, punggung dan sayap zaitun, perut kuning pucat.

Suara :
Mendesis bernada tinggi, lemah; juga rangkaian nada-nada tinggi yang identik, bersambungan cepat disertai dengan getaran lambat nada yang lebih rendah; dan rangkaian nada yang naik turun cepat antara dua nada. Beberapa suaranya mirip dengan Isap-madu kalung-coklat, lainnya mirip Cabai Papua.

Penyebaran global :
Tersebar di kepulauan-kepulauan kecil dari Sulawesi sampai Bismarck.

Penyebaran lokal :
Penetap yang umum di dataran rendah di seluruh Papua, maluku, dan Sulawesi termasuk pulau-pulau satelitnya. Pada habitat yang terganggu, masih dapat ditemui sampai ketinggian 1200 m (jarang).

Kebiasaan :
Aktif mencari makan di tempat terbuka, biasanya di lapisan vegetasi bagian luar, mengambil artropoda dari dedaunan; juga makan bunga-bungaan. Menghuni kanopi hutan, tepi hutan, kebun dan hutan mangrove, tetapi tidak ditemui pada bagian dalam hutan yang teduh.

Foto :
burung jantan
burung betina

Burung-madu Sepah-raja

Nama Latin : Aethopyga siparaja (Raffles, 1822)
Nama Inggris : Crimson Sunbirds

Deskripsi :
Berukuran sedang (13cm), jantan berwarna merah terang. Sangat mirip dengan Burung-madu ekor-merah kecuali pada dahi yang berwarna ungu, ekor yang lebih pendek, dan perut yang lebih gelap. Betina: berwarna hijau zaitun gelap.
Iris gelap, paruh kehitam-hitaman, dan kaki kebiru-biruan.

Suara :
“seeseep-seeseep” yang lembut.

Penyebaran global :
India, Cina selatan, Asia Tenggara, Filipina, Sulawesi, Semenanjung Malaysia, dan Sunda Besar.

Penyebaran lokal :
Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi. Penetap yang umum di dataran rendah sampai ketinggian 900 m di Sumatra dan sampai ketinggian 1300 di Kalimantan (termasuk pulau-pulai kecilnya). Jarang dijumpai dan menjadi penghuni tetap dataran rendah di Jawa. Pernah tercatat pada ketinggian 800 m di Jawa Barat. Di Bali tidak ada catatan.

Kebiasaan :
Biasanya terlihat sendirian atau berpasangan, mengunjungi pohon dadap atau pohon berbunga lain yang mirip di tepi hutan atau perkebunan.

Makanan :
Nektar bunga dan bermacam-macam serangga

Perkembangbiakan:
Berbiak hampir sepanjang tahun. Desember-Juli dan September. Telur 2 butir merah jambu berbintik-bintik yang diletakkan dalam sarang menggantung tidak jauh dari permukaan tanah, di tepi hutan atau belukar sekunder.

Foto :
burung jantan
burung betina
burung muda

Burung-madu Pengantin

Nama Latin : Leptocoma sperata (Linnaeus, 1766)
Nama Inggris : Purple-throated Sunbirds

Deskripsi :
Berukuran kecil (10 cm), berwarna gelap. Jantan : tubuh bagian atas kebiruan tua mengkilap, topi hijau mengkilap, tenggorokan ungu mengkilap, dada merah buram. Perbedaannya dengan Burung-Madu mangrove : dada merah, tubuh lebih kecil. Betina : tubuh bagian atas berwarna zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Mirip betina burung madu lain, tetapi lebih buram.
Iris coklat, paruh dan hitam.

Suara :
Kerikan tajam metalik "si-si-si", kadang-kadang "whiip" atau siulan nada ganda dengan nada pertama meninggi dan nada kedua menurun.

Penyebarab global :
India timur laut, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, Nusa Tenggara dan Sulawesi.

Penyebaran lokal :
Kadang-kadang terlihat di hutan dataran rendah, hutan pantai, dan hutan mangrove di Sumatera (termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya), Kalimantan (termasuk pulau-pulau kecil disekitarnya), dan Jawa, sampai ketinggian 200 m, lebih tinggi di beberapa tempat di Kalimantan. Di Bali tidak tercatat.

Kebiasaan :
Lebih menyukai pinggir hutan, tempat terbuka dan habitat pinggiran lain, termasuk perkebunan karet. Biasanya hidup sendirian atau berpasangan.

Makanan :
Biji-biji kecil, nektar, buah-buahan, serangga, laba-laba

Perkembangbiakan :
Telur 2 butir berwarna coklat yang diletakkan pada sarang berbentuk kantung menggantung terbuat dari akar dan serat diikat pada sarang laba-laba, tidak jauh dari permukaan tanah. Berbiak dalam bulan Januari dan Maret-Mei.

Foto :
burung jantan
burung betina

Burung-madu Kelapa

Nama Latin : Anthreptes malacensis (Scopoli, 1786)
Nama Inggris : Brown-throated Sunbirds

Deskripsi :
Berukuran sedang (13 cm), berwarna-warni. Jantan: mahkota dan punggung hijau bersinar; tunggir, penutup sayap, ekor, dan setrip kumis ungu bersinar; pipi, dagu, dan tenggirokan coklat tua buram, bagian lain pada tubuh bagian bawah kuning. Betina: tubuh bagian atas hijau-zaitun, tubuh bagian bawah kuning muda.
Iris merah, paruh hitam, kaki hitam abu-abu.


burung jantan

Suara:
Kerikan bernada tinggi: “kelicap, twiit-twiit-twiit” atau lagu sederhana “wi-ciuw, wi-chiuw ...” yang diulangi terus-menerus.

Penyebaran global:
Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar dan Nusa Tenggara, dan Sulawesi.

Penyebaran lokal:
Burung dataran rendah yang tersebar luas dan umum sampai ketinggian 1.200 m, di seluruh Sunda Besar (termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya).


burung betina

Kebiasaan:
Umumnya sama dengan Burung-madu Sriganti, penetap yang dikenal baik di pekarangan terbuka, perkebunan kelapa, semak pantai, dan hutan mangrove. Bersifat teritorial secara agresif, mengusir burung-madu lain dari pohon sumber makanan yang disukainya, seperti Loranthus, Musa, dan Hybiscus.

Makanan :
Nektar bunga yang berbentuk terompet pada benalu, pisang, kenbang sepatu. Juga memakan serangga, ulat, laba-laba, dan buah yang lembut.

Perkembangbiakan :
Telur 2 butir diletakkan dalam sarang yang tergantung, berbentuk kantung terbuat dari serat rumput yang dijalin dengan sarang laba-laba dan dilapisi dengan kapas rumput. Berbiak sepanjang tahun

Link Foto :
Oriental Bird Image
Flickr
PBase

Burung-madu Jawa

Nama Latin : Aethopyga mystacalis (Temminck, 1822)
Nama Inggris : Javan Sunbirds

Deskripsi :
Berukuran kecail (12 cm termasuk ekornya yang panjang), berwana merah terang (jantan). Jantan : mahkota, setrip malar, dan ekor yang panjang ungu gelap mengkilap; kepala, dada dan punggung merah padam, tunggir merah muda, sayap berwarna zaitun, perut abu-abu muda. Perbedaannya dengan burung-madu sepah-raja : dahi merah, ekor lebih panjang, dan perut putih. Betina : sangat kecil warna abu-abu-zaitun buram. Ciri khasnya : sapuan merah pada sayap dan ekor.
Iris coklat tua, paruh dan kaki coklat.

Suara :
lembut, berdering "Tziip-tziip...." diulangi terus menerus.

Penyebaran global:
endemik di Jawa.

Penyebaran lokal :
cukup umum terdapat dihutan dan pinggir hutan, sampai ketinggian
1.600 m di Jawa. Di Bali tidak tercatat.

Kebiasaan:
hidup berpasangan, agak ribut. Tinggal pada tajuk atas, sering mengunjungi bunga benalu.

Makanan:
Bunga, nektar, biji, serangga, dan laba-laba.

Perkembangbiakan:
Sarang menggantung seperti burung madu lainnya. Telur 1-2 berwarna coklat berbintik putih. Tercatat berbiak dari Mei-Maret di Jawa Barat.

Foto :
burung jantan

Burung-madu Gunung

Nama Latin : Aethopyga eximia (Horsefield, 1821)
Nama Inggris : White-flanked Sunbirds


burung jantan

Deskripsi :
Berukuran sedang (13 cm termasuk ekor panjang pada jantan), berwarna-warni. Jantan dewasa : mahkota dan garis tenggorokan yang sempit biru-ungu mengkilap ; tenggorokan dan dada atas merah ; penggung dan sayap berwarna zaitun, runggir kuning, ekor hijau kebiruan panjang, ada berkas bulu putih pada sisi tubuh. Betina : tubuh bagian atas berwarna zaitun suram, tubuh bagian bawah hijau zaitun tua dengan sisi putih, ekor lebih pendek.
Iris coklat, paruh dan kaki hitam.

Suara :
"ti-ti-ti-liit" yang amat nyaring dan variasi.


burung betina

Penyebaran global :
Endemik di Jawa.

Penyebaran lokal:
Umum teradapat di gunung-gunung di Jawa, di hutan dan semak puncak gunung di atas ketinggian 1200 m.

Kebiasaan :
Terbang sendirian, berpasangan, atau dalam kelompok kecil, biasanya tidak jauh di atas lantai gunung. Mendatangi pohon-poohon yang sedang berbungan dan tumbuhan merambat di hutan lebat, hutan bekas tebangan, pinggir hutan.


burung jantan muda

Makanan :
Nektar, laba-laba, ulat, dan beberapa jenis serangga.

Perkembangbiakan :
Telur 1 butir berwarna krem berbintik coklat yang diletakkan pada sarang berbentuk kantung yang menggantung dan terbuat dari lumut serta bahan lain yang terletak cukup tinggi dari permukaan tanah. Tercatat berbiak dari Maret-Juni dan November-Desember.

Link Foto :
Oriental Bird Image
Flickr
PBase

Link Suara :


Burung-madu Ekor-merah

Nama Latin : Aethopyga temminckii (S. Müller, 1843)
Nama Inggris : Temminck’s Sunbird

Deskripsi :
Berukuran kecil (jantan 13 cm dan, betina 10 cm), berekor tajam. Jantan : berwarna merah tua, tunggir kuning, ekor merah padam. Alis, sisi mahkota, tengkuk, dan penutup ekor bawh ungu metalik, tubuh bagia bawah putih keabu-abuan. Betina : sangat kecil, tubuh bagia atas colat zaitun, kaki kepala abu-abu, ciri khasnya sapuan merah pada sayap dan ekor, tubuh bagian bawah berwarna zaitun kekuningan.
Iris coklat, paruh dan kaki hitam.

Suara :
"Tziiip,tziiip...."yang lembut dan diulangi terus menerus.

Penyebaran global :
Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan.

Penyebaran lokal :
Sumatra, Kalimantan
Agak jarang di hutan perbukitan dan gunung antara ketinggian 800-1800 m di Sumatera dan Kalimantan. Di beberapa tempat di dataran rendah Kalimantan sampai ketinggian 2000 m.

Kebiasaan :
Mengunjungi hutan sekunder dan hutan sekunder. Dengan lincah mencari makan pada rumpun-rumpun Loranthus.
Catatan : Sebelumnya diperlakukan sebagai dua anak jenis dari A. mystacalis, yang sekarang endemik di Jawa.

Foto :
burung jantan
burung betina
burung muda

Burung-madu Belukar

Nama Latin : Anthreptes singalensis (Gmelin, 1789)
Nama Inggris : Rubby-cheeked Sunbirds

Deskripsi :
Berukuran kecil (10 cm), berwarna-warn. Jantan : mahkota dan tubuh bagian atas hijau tua mengkilap, pipi merah tua, perut kuning, tenggorokan dan dada coklat-jingga. Betina :tubuh bagian atas zaitun kehijauan, tubuh bagian bawah seperti jantan, tetapi lebih pucat.
Iris coklat-merah, paruh hitam, kaki hitam kehijauan.

Suara :
Kerikan bergetar :"siit-siit". Juga getaran nyaring yang menginggi yang diakhiri nada ganda,langsung diikuti dengan getaran menurun nyang diakhiri dengan dua kata terpisah.

Penyebaran global :
Nepal sampai Cina barat daya , Asia tenggara, Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar.

Penyebaran lokal :
Sumatra, Kalimantan, Jawa
Tersebar luas, tetapi tidak umum di dataran rendah di Sumatera ( termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya). Kalimantan (termasuk Natuna dan Pulau-pulau di Kalimantan bagian utara), serta Jawa. Di Bali tidak tercatat.

Kebiasaan :
Hidup sendirian atau berpasangan, kadang-kadang bergabung dengan jenis lain. Lebih menyukai pinggir hutan, tumbuhan bawah, perkebunan kelapam dan hutan cemara, mencari serbuk sari untuk dimakan.

Makanan:
Tepung sari, madu buah kecil, serangga kecil, dan ulat

Perkembangbiakan:
Tekur 2 butir yang diletkkan pada sarang khas burung madu yang tergantung pada vegetasi lebat. Tercatat berbiak di bulan maret.

Foto :
burung jantan
burung betina

Burung-madu Bakau

Nama Latin : Leptocoma calcostetha (Linnaeus, 1766)
Nama Inggris : Copper-throated Sunbirds

Deskripsi :
Berukuran sedang (13 cm), berwarna kehitaman. Jantan : tubuh bagian atas hitam dengan warna hijau mengkilap, setrip kumis dan dada ungu; tenggorokan dan dada atas berwarna tembaa gelap mengkilap. Perbedaannya dengan burung madu-pengantin : Ukuran lebih besar, tanpa warna merah pada dada, sisi tubuh kuning. Betina : kepala abu-abu, punggung berwarna zaitun, tenggorokan keputih-putihan, perut kuning kotor, penutup ekor bawah putih.
Iris coklat, paruh dan kaki coklat.

Suara :
Getaran yang dalam.

Penyebaran global :
Asia Tenggara, Palawan, Semenanjung Malaysia, dan Sunda Besar.

Penyebaran lokal :
Sumatra, Kalimantan, Jawa. Penetap yang tidak umum di hutan mangrove, perkebunanm dan pepohonan, di pantai-pantai(termasuk pulau-pulau disekitarnya). Tidak umum di hutan pantai dan hutan mangrove di Jawa (termasuk Karimunjawa). Di Bali tidak tercatat.

Kebiasaan :
Hidup di hutan mangrove, di kebun kelapa di pantai atau tegakan cemara.Terbang dengan tukikan yang keras.

Makanan:
Tepung sari, nektar, dan serangga kecil.

Perkembangbiakan:
Bersarang di rawa bakau. Telur 2 butir berbintik coklat yang diletakkan pada sarang berbentuk kantong menggantung yang khas. Tercatat berbiak pada bulan Maret, Juni dan November.

Link Foto :
Oriental Bird Image
Flickr
PBase

Burung-madu Sriganti

Nama Latin : Cinnyris jugularis (Linnaeus, 1766)
Nama Inggris : Olive-Backed Sunbirds


burung jantan

Deskripsi:
Berukuran kecil (10 cm), berperut kuning terang. Jantan dagu dan dada hitam-ungu metalik, punggung hijau-zaitun. Betina: tanpa warna hitam, tubuh bagian atas hijau zaitun, tubuh bagian bawah kuning, alis biasanya kuning muda.
Iris coklat tua, paruh dan kaki hitam

Suara:
Kerikan musikal: “ciip,ciip, chii wiit” dan suatu melodi pendek yang diakhiri dengan getaran nyaring.

Penyebaran global:
Cina, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, dan Indonesia, sampai P. Irian dan Australia.

Penyebaran lokal :
Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Papua. Burung-madu yang paling umum di daerah dataran rendah terbuka, kadang-kadang sampai ketinggian 1.700 m di seluruh Sunda Besar (termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya).


burung betina

Kebiasaan:
Ribut. Dalam kelompok kecil, berpindah-pindah dari satu pohon atau semak berbunga ke yang lainnya. Jantan kadang-kadang berkejar-kejaran mondar-mandir dengan galak. Mengunjungi pekarangan, semak pantai, dan hutan mangrove. Mendatangi bunga Loranthus, Morinda, pohon pepaya, dan lain-lain.

Makanan:
Terutama memakan nektar, serangga kecil, dan laba-laba

Perkembangbiakan:
Sarang berbentuk kantung dari rumput yang tergantung pada dahan yang rendah dan terjalin dengan kapas alang-alang. Telur 2 butir berwarna keputihan berbintik abu-abu putih. Berbiak sepanjang tahun.

Link Foto :
Oriental Bird Image

Flickr
PBase

Burung-madu Pengantin


Nama Latin : Leptocoma sperata (Linnaeus, 1766)
Nama Inggris : Purple-throated Sunbirds

Deskripsi :
Berukuran kecil (10 cm), berwarna gelap. Jantan : tubuh bagian atas kebiruan tua mengkilap, topi hijau mengkilap, tenggorokan ungu mengkilap, dada merah buram. Perbedaannya dengan Burung-Madu mangrove : dada merah, tubuh lebih kecil. Betina : tubuh bagian atas berwarna zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Mirip betina burung madu lain, tetapi lebih buram.
Iris coklat, paruh dan hitam.

Suara :
Kerikan tajam metalik "si-si-si", kadang-kadang "whiip" atau siulan nada ganda dengan nada pertama meninggi dan nada kedua menurun.

Penyebarab global :
India timur laut, Asia tenggara, Filipina, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, Nusa Tenggara dan Sulawesi.

Penyebaran lokal :
Kadang-kadang terlihat di hutan dataran rendah, hutan pantai, dan hutan mangrove di Sumatera (termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya), Kalimantan (termasuk pulau-pulau kecil disekitarnya), dan Jawa, sampai ketinggian 200 m, lebih tinggi di beberapa tempat di Kalimantan. Di Bali tidak tercatat.

Kebiasaan :
Lebih menyukai pinggir hutan, tempat terbuka dan habitat pinggiran lain, termasuk perkebunan karet. Biasanya hidup sendirian atau berpasangan.

Makanan :
Biji-biji kecil, nektar, buah-buahan, serangga, laba-laba

Perkembangbiakan :
Telur 2 butir berwarna coklat yang diletakkan pada sarang berbentuk kantung menggantung terbuat dari akar dan serat diikat pada sarang laba-laba, tidak jauh dari permukaan tanah. Berbiak dalam bulan Januari dan Maret-Mei.

Link Foto :
Oriental Bird Image
Flickr
PBase