Nama Latin : Aethopyga siparaja (Raffles, 1822)
Nama Inggris : Crimson Sunbirds
Deskripsi :
Berukuran sedang (13cm), jantan berwarna merah terang. Sangat mirip dengan Burung-madu ekor-merah kecuali pada dahi yang berwarna ungu, ekor yang lebih pendek, dan perut yang lebih gelap. Betina: berwarna hijau zaitun gelap.
Iris gelap, paruh kehitam-hitaman, dan kaki kebiru-biruan.
Suara :
“seeseep-seeseep” yang lembut.
Penyebaran global :
India, Cina selatan, Asia Tenggara, Filipina, Sulawesi, Semenanjung Malaysia, dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal :
Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi. Penetap yang umum di dataran rendah sampai ketinggian 900 m di Sumatra dan sampai ketinggian 1300 di Kalimantan (termasuk pulau-pulai kecilnya). Jarang dijumpai dan menjadi penghuni tetap dataran rendah di Jawa. Pernah tercatat pada ketinggian 800 m di Jawa Barat. Di Bali tidak ada catatan.
Kebiasaan :
Biasanya terlihat sendirian atau berpasangan, mengunjungi pohon dadap atau pohon berbunga lain yang mirip di tepi hutan atau perkebunan.
Makanan :
Nektar bunga dan bermacam-macam serangga
Perkembangbiakan:
Berbiak hampir sepanjang tahun. Desember-Juli dan September. Telur 2 butir merah jambu berbintik-bintik yang diletakkan dalam sarang menggantung tidak jauh dari permukaan tanah, di tepi hutan atau belukar sekunder.
Foto :
burung jantan
burung betina
burung muda
Nama Inggris : Crimson Sunbirds
Deskripsi :
Berukuran sedang (13cm), jantan berwarna merah terang. Sangat mirip dengan Burung-madu ekor-merah kecuali pada dahi yang berwarna ungu, ekor yang lebih pendek, dan perut yang lebih gelap. Betina: berwarna hijau zaitun gelap.
Iris gelap, paruh kehitam-hitaman, dan kaki kebiru-biruan.
Suara :
“seeseep-seeseep” yang lembut.
Penyebaran global :
India, Cina selatan, Asia Tenggara, Filipina, Sulawesi, Semenanjung Malaysia, dan Sunda Besar.
Penyebaran lokal :
Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi. Penetap yang umum di dataran rendah sampai ketinggian 900 m di Sumatra dan sampai ketinggian 1300 di Kalimantan (termasuk pulau-pulai kecilnya). Jarang dijumpai dan menjadi penghuni tetap dataran rendah di Jawa. Pernah tercatat pada ketinggian 800 m di Jawa Barat. Di Bali tidak ada catatan.
Kebiasaan :
Biasanya terlihat sendirian atau berpasangan, mengunjungi pohon dadap atau pohon berbunga lain yang mirip di tepi hutan atau perkebunan.
Makanan :
Nektar bunga dan bermacam-macam serangga
Perkembangbiakan:
Berbiak hampir sepanjang tahun. Desember-Juli dan September. Telur 2 butir merah jambu berbintik-bintik yang diletakkan dalam sarang menggantung tidak jauh dari permukaan tanah, di tepi hutan atau belukar sekunder.
Foto :
burung jantan
burung betina
burung muda
2 comments:
suara kicaunya disertakan bos, biar tambah mantab....
Aku poenja...
Posting Komentar